SAMOSIR-Kematian massal ikan di keramba jaring apung (KJA) milik masyarakat yang berlokasi diperairan sekitar Desa si Ogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir Kembali terjadi sejak Kamis dan hal itupun masih terjadi hingga Jumat (24/10/2020)
Matinya ratusan ton ikan dikeramba jaring apung (KJA) milik masyarakat diduga karna faktor cuaca selain itu, keramba jaring apung (KJA) terlalu dangkal akibatnya bila mana ada angin kencang pasti mengakibatkan air berputar ke bawah dan kotoran yang di bawah keramba naik ke atas, sehingga ikan yang tidak bisa bernapas, karena oksigennya kurang
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Samosir Viktor Sitinjak Ketika dikompirmasi jurnalis Media Indonesiasatu.co.id melalui sambungan selulernya menyampaikan, bahwa matinya Ikan dikeramba jaring apung (KJA) milik masyarakat akibat angin kencang sehingga ada putaran air dari dibawah Danau yang mengakibatkan air keruh naik keatas menerjang ikan di keramba membuat ikan susah bernafas karena kekurangsn oksigen.
"Ikan yang mati sesuai koordinasi Camat Pangururan di kubur di Huta Tinggi. Ini sedang mencari solusinya saat diangkut truk agar dilapisi plastik supaya air yang terbawa ikan busuk tidak tercecer dijalan dan tidak menimbulkan bau busuk
Sementara hasil pendataan baru terdata kurang lebih 100 ton dengan jumlah pemilik Keramba Jaring Apung (KJA) 39 KK. Solusi sementara ikan yang masih hidup di keramba di geser ke tengah danau yang airnya yang lebih dalam, "Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Samosir Viktor Sitinjak ( Karmel )