SIMALUNGUN-Marudut Ambarita ( 30 ) orang tua MTA ( 5 ) yang diduga jadi korban pemukulan bentrokan antara masyarakat Nagori Sihaporas dengan sejumlah karyawan PT Toba Pulp Lestari, Tbk ( TPL ) Senin ( 16/9/2019 ) di lahan Konsesi Sektor Aek Nauli, mengakui membuat laporan palsu ke Polres Simalungun karna ditungganggi dan disuruh salah satu organisasi lembaga masyarakat
Hal tersebut disampaikan Marudut Ambarita didampingi Vera Silalahi bersama anaknya MT Ambarita dan kedua saudaranya, ke jurnalis Indonesiasatu.co.id di Kota Touris Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Kamis ( 17/6/2021 ).
Marudut menyampaikan bahwa bentrok pada Senin ( 16/9/2019 ) antara masyarakat Nagori Sihaporas diduga diprovokasi salah satu organisasi, hingga masyarakat menggelar aksi untuk memperebutkan lahan konsesi milik PT Toba Pulp Lestari, Tbk ( TPL ) yang berdekatan dengan Nagori Sipahoras
Hingga anak saya diperalat salah satu organisasi tersebut, menjadi salah satu korban kriminalisasi untuk menjatuhkan perusahaan PT Toba Pulp Lestari, Tbk ( TPL ) meski kejadian dan laporan ke Polres Simalungun direkayasa kebenarannya, "Ujar Marudut Ambarita didampingi Vera Silalahi
Marudut mengakui, bahwa dirinya terpaksa membuat laporan palsu ke Kepolisian Resort Simalungun karena disuruh salah satu organisasi dengan cara merekayasa dan mengarang cerita agar laporan saya diterima pihak Kepolisian, meski kejadian sebenarnya anak saya tidak benar dianiaya pihak perusahaan.
"Kami memang berada di lokasi saat kejadian tetapi ketika terjadi bentrokan, saya dan anak saya berlari sekitar 15 meter agar anak saya tidak terkena bentrokan, usai kejadian bentrokan, saya bersama salah seorang dan anak saya MTA pulang kekampung dengan menaiki sepeda motor, namun saya dan anak saya tidak dibawa pulang kerumah saya, melainkan kami dibawa ke rumah salah seorang yang katanya tukang obat,
"Sesampainya dirumah salah seorang yang katanya tukang obat, anak saya MTA diolesi daun sirih dengan cara dibursik atau sengaja diludahi dengan daun sirih agar seperti terkena pukulan agar menyakinkan laporan ke Polisi untuk melawan perusahaan, setelah itu saya disuruh untuk membuat laporan
Namun apa yang saya sampaikan dalam laporan saya itu, semua itu karna saya diajari oleh salah satu organisasi atau pengetuai dari organisasi tersebut, dan saya terpaksa menuruti apa yang mereka mau, karna saya takut keluarga saya diusir dari kampung dan dikeluarkan dari serikat atau STM, "terang Marudut
Marudut juga menyampaikan bahwa dirinya sudah mencabut laporan pengaduan karena dinilai laporan tersebut tidak benar, dan saya juga bersama keluarga saya minta maaf sebesar-besarnya Kepada manajemen perusahaan PT Toba Pulp Lestari, Tbk ( TPL ) Khususnya kepada bapak Bahara Sibuea, " Ujar Marudut didampingi Istrinya
Sementara itu, MTA yang dijadikan korban pemukulan mengakui dirinya tidak terkena pukulan namun seseorang sengaja meludahi punggungnya dengan daun sirih yang sudah dikunyah sehingga tampak memar agar seperti terkena pukulan."Aku tidak terkena pukulan, tetapi diludahi dengan daun sirih oleh Oppung Tukkot, " ujar MTA dengan didampingi keluguannya.
Terpisah Mantan pendampingan Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat Nursedima Boru Parhusip yang mengakui berkecimpung bersama lembaga tersebut selama 12 tahun hingga menggelar demonstrasi hingga ke Jakarta untuk menuntut pembebasan lahan menghimbau masyarakat agar jangan mau diprovokasi karena dapat memecah belah masyarakat
"Kita menghimbau masyarakat agar jangan mau diprovokasi oleh kelompok tertentu karena dapat memecah keharmonisan sesama masyarakat dan hubungan kemitraan dengan perusahaan, " kata Boru Parhusip.( Karmel )