SIMALUNGUN - Program kerja managemen PTPN IV terkait proyek peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur seluruh poros jalan produksi gencar dilakukan, hal ini demi kelangsungan kegiatan serta kelancaran alat angkut atau transportasi hasil produksi Tandan Buah Segar kelapa sawit di seluruh unit kebun, disertai semangat bekerja jajaran perusahaan BUMN ini dengan semboyan "Akhlak".
Tentunya, oleh pemangku jabatan dalam pelaksanaan instruksi dan arahan jajaran direksi itu bagi managemen unit kebun setempat sebuah A m a n a h , harus mampu mengaplikasikan serta bertanggung jawab penuh terhadap laporan administrasi dan keuangan perusahaan dan tidak seperti yang terjadi di PTPN IV Distrik I Kebun Unit Bah Borong Ulu, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun.
Hal ini diutarakan Ketua Investigasi LSM PPLH Wilayah Sumut Robert Indra Girsang menyikapi kinerja Manager PTPN IV Distrik I Unit Kebun Bah Borong Ulu "AR", terkait informasi beredar, Ia turut berperan sebagai penyuplai material batu padas di areal Afdeling I, sebanyak 1000 M3 yang digunakan untuk perkerasan jalan utama dan jalan produksi.
"Selayaknya, Manager Kebun Unit itu fokus dengan tugas utamanya sebagai penanggung jawab, upaya meningkatkan hasil produksi, melaksanakan proses pemeliharaan tanaman ulang", sebut Robert.
Robert juga memaparkan, untuk pemangku jabatan tinggi sederajat, yang paling utama tupoksinya melakukan "Pengawasan" atas seluruh pelaksanaan kegiatan, termasuk pemeliharaan dan perawatan jalan produksi dan ditegaskan, bahwa tugasnya hanyalah membantu dan mengawasi kegiatan itu.
"Hasil penelusuran kita, kegiatan masih berlangsung dan proses pengerjaan sejak bulan November 2020 lalu. Sudah ada bukti, Manager di kebun Bah Birong Ulu turut berperan suplay batu padas, " sebut Robert dalam pesannya diterima Jurnalis Indonesiasatu.co.id, Jumat (29/01/2021) sekira pukul 11.00 WIB.
Pasalnya, pekerjaan perkerasan jalan, sarana dan prasarana infrastruktur hingga kini, masih dalam proses. Setelah kita telusuri, ternyata dugaan kami hasilnya tidak sesuai instruksi dan arahan jajaran direksi, maka sangat diragukan kwalitas dan mutu jalan itu, serta dalam pelaporannya baik administrasi maupun keuangan diduga sarat dengan manipulasi data.
"Bukan tanpa alasan, hal ini kami utarakan berdasarkan temuan di lapangan dan kami menelusuri kepada pihak supplier material batu padas itu, dalam rekaman suara saat kami hubungi pengakuan Bapak Farel pemilik Panglong CV Samosir Jaya di Nagori Siborna, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun beberapa waktu lalu, ' ungkap aktivis yang aktif sebagai pemerhati perusahaan perkebunan itu.
Robert Indra Girsang menambahkan, terkait mekanisme kontrak dalam bentuk tendernya, juga terjadi dugaan penyimpangan, yakni dalam proses pelelangan dan administrasi. Hasil analisa kami, sebab satu paket proyek apabila ditenderkan tentunya ada pihak rekanannya dan apabila pekerjaan Operasional Unit, pihak managemen Kebun Unit Bah Borong Ulu tidak bersedia memberikan penjelasan.
"Kita pelajari anggaran proyek itu misterius, apakah pekerjaan ini tender atau pekerjaan OPL Unit, masih menjadi tanda tanya besar. Indikasinya, tidak diketahui siapa "vendor" dan "siapa pengawas" paket proyek itu. Secara pasti mereka di kebun itu mengelola uang negara, namun bungkam dimintai penjelasan, " ujar Ketua Investigasi LSM PPLH Wilayah Sumut kesal.
Dalam hal ini, Robert menegaskan, agar pihak Managemen Distrik I dan Kantor Pusat PTPN IV didesak bertindak, berdasarkan status proyek peningkatan dan pemeliharaan jalan produksi di Afdeling I Kebun Unit Bah Birong Ulu dan itu diprediksi hanya akan menghabiskan anggaran keuangan PTPN IV Medan.
"Tanpa pengawasan, diduga Manager AR turut andil menjadi supplier material, padahal tugasnya mengawasi proses pelaksanaan. Parahnya, dikerjakan asal jadi serta tidak sesuai dengan acuan spekteknis dan rencana kerja syarat-syarat (RKS), " paparnya.
Ketua Investigasi PPLH Wilayah Sumut ini menyampaikan, agar persoalan ini segera ditanggapi dan kami mendesak Bapak Sucipto selaku Top Managemen PTPN IV dan Jimmy Silalahi selaku GM Distrik I selaku pejabat atasan langsung, Manager "AR" dalam hal penggunaan anggaran harus transparan dan secepatnya mengaudit, sebab anggaran itu merupakan uang negara.
"Segera melakukan audit dan soal anggaran yang saat ini tidak dalam pengawasan maksimal. Kan sudah tau bahwa perusahaan ini milik negara, " pungkas Robert diakhir pesannya.
Terpisah, salah seorang jurnalis media online di Simalungun Benny T Panjaitan mengutarakan terkait proyek perkerasan jalan utama dan jalan produksi di kebun itu, penuh kejanggalan soal volume dan juga spek tekhnis. Diduga tidak sesuai RKS dan faktanya, hasil kerja sangat diragukan kwalitas serta mutunya.
"Dasarnya sesuai pantauan kami, tak bakal panjang umur kekuatan jalan itu, diperkirakan hanya 3 bulan. Tak lama lagi jalan ditimbun batu padas tidak mampu bertahan, setelah itu kupak kapik lagi, " ucap pria berkulit hitam manis itu melalui selular saat dihubungi.
Masih menurut Panjaitan, Ia.mengatakan, sangat menyesalkan sikap dan tindakan dilakukan Manager serta APK Kebun Unit Bah Birong Ulu sebelumnya. Disebutkan, ke dua Karpim managemen itu dianggap alergi soal pemberitaan apabila dikritik.
Selanjutnya, ke dua pejabat kebun itu berupaya agar keboborokan kinerjanya tidak terkuak, malah mengundang awak media, lazimnya disebut dengan "Asal Bos Senang" (ASB ; red).
"Diduga terjadi mark up volume dan penyimpangan anggaran. Setidaknya, pihak Managemen Kebun Bah Birong Ulu tidak bungkam terhadap awak media bila mengkritik kinerja, mereka harus sadari bahwa perusahaan itu adalah milik negara, " kata Panjaitan mencibir.
Hingga berita ini dilansir kepada publik, Manager PTPN IV Unit Kebun Bah Birong Ulu Adi Rahmat melalui selularnya berkali-kali dihubungi jurnalis Indonesiasatu.co.id agar memberikan tanggapannya.
Saat dihubungi terdengar jelas nada berdering, namun Adi Rahmat enggan menekan tombol hijau pada selularnya.
Selanjutnya, pesan singkat dilayangkan kepada Manager Unit Kebun itu, dalam laporan pengiriman tampak telah sukses dan contreng warna biru menunjukkan, bahwa Ia telah membaca pesan tersebut.
Namun, ternyata Manager Kebun Unit Bah Birong Ulu itu terkesan bungkam dan hal membuktikan, Ia benar alergi terhadap penggiat Sosial Kontrol khususnya di Kabupaten Simalungun.
Terkait penyampaian konfirmasi, sama halnya dengan kelakuan pejabat setingkat General Manager PTPN IV Distrik I Bah Jambi Jimmy Silalahi, dan Ia selaku atasan langsung Manager Adi Rahmat, hingga rilis berita ini dipublikasi belum dapat dihubungi.
Pasalnya, orang nomor satu di PTPN IV Distrik I Bah Jambi itu, oleh kebanyakan awak media menilai General Manager, mantan Kabag Hukum PTPN IV ini sama halnya.
Ia dinyatakan bersikap alergi oleh awak media lainnya dan Ia (Jimmy Silalahi ; red) telah membuktikan hal itu dengan memblokir nomor kontak jurnalis Indonesiasatu.co.id saat dikonfirmasi sejak beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Alokasi Pupuk Subsidi di Karo Meningkat
|
(Amry Pasaribu)