SIMALUNGUN-Toko Masyarakat yang juga Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara mempertangyakan Keberadaan sepuluh ( 10 ) Mess PT Perkebunan Nusantara di Kota Wisata parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara
Keberadaan sepuluh (10 ) bangunan milik PT Perkebunan Nusantara berupa Mess atau Bungalow milik PT Perkebunan Nusantara III dan PT Perkebunan Nusantara IV dianggap tidak memberikan kontribusi terhadap kemajuan kawasan wisata Destinasi Pariwisata Super Prioritas Khususnya di Kota Touris Parapat
Hal tersebut disampaikan tokoh masyarakat yang juga mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Richard Sidabutar kepada awak media melalui sambungan selulernya, Senin ( 10/02/2020 )
Richard Sidabutar juga mengatakan keberadaan 10 ( sepuluh ) unit bangunan Mess milik perusahaan perkebunan ini dianggap pemborosan dan tidak menghasilkan keuntungan apapun untuk perkembangan objek wisata Danau Toba Khususunya Memajukan Kota wisata Parapat
"Bangunan mess dan bungalow milik PTPN itu mubazir dan kalau dikelola dengan semestinya tentu dapat juga membantu peningkatan penghasilan daerah ini Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, " kata Richard Sidabutar.
"Dengan jumlah yang tidak sedikit ini masyarakat tentunya beranggap dan menuding para pejabat perusahaan berplat merah di bawah Kementerian BUMN RI ini melakukan pemborosan anggaran terkait biaya operasional mess atau bungalow itu yang berada di Kota Wisata Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon,
"Wajarlah, kalau kita menyoal keseluruhan bangunan ini dipastikan ada anggaran perawatan dan operasionalnya, " sebutnya.
Pada hal Kota Wisata Parapat merupakan salah satu pintu Gerbang menuju Kawasan Danau Toba, Namun tidak memiliki tempat parkir kendaraan yang layak, sementara mess atau bungalow milik Perkebunan Nusantara begitu menjamur,
"Untuk diketahui bahwa saat ini Kota Parapat sangat membutuhkan areal atau lokasi untuk kendaraan parkir. Hal ini perlu ditinjau oleh pemerintah setempat dan Pemerintah Provinsi, sebab terkait persoalan parkir juga salah satu faktor yang menimbulkan kenyamanan bagi Wisatawan Domestik dan Mancanegara, " tegas Sidabutar.
Richard juga menyampaikan bahwa di Kota Wisata Parapat ini masih terdapat bangunan dan lahan milik PT Perkebunan Nusantara yang letaknya sangat strategis di jalur pinggir pantai. Oleh pemerintah tentunya dapat diambil alih dan dikelola dengan sasaran demi memajukan objek Wisata Danau Toba, Parapat.
"Lahan dan bangunan yang dimiliki PT Perkebunan Nunsantara kurang bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan tidak bermanfaat bagi kemajuan kota wisata Parapat, " ungkapnya.
Untuk mendukung pariwisata Danau Toba bertaraf internasional, lanjut Richard oleh karena itu pemerintah harus lebih serius dalam hal pelaksanaan program pemerintah pusat tentang pengembangan sumber devisa melaui Danau Toba menjadi Kawasan Pariwisata Strategi Nasional Unggulan termasuk menyediakan berbagai fasilitas penunjang bagi pengunjung.
Misalnya Pemerintah dapat membangun gedung parkir bertingkat di lokasi strategis yaitu di lahan Perkebunan Nusantara yang berada di Kota Parapat sehingga kapasitasnya mampu menampung ratusan kendaraan wisatawan yang datang berlibur. Sehingga wisatawan yang datang tidak kesulitan untuk memarkir kendraannya, " pungkasnya.
Amatan dilokasi Mess atau Bungalow milik PT Perkebunan Nusantara dengan bangunan permanen dan lahan yang dimiliki PTPN di Kota Wisata Parapat terbilang sangat luas tak menghasilkan keuntungan apapun untuk daerah setempat, sebagai berikut 3 (tiga) unit Mess di jalan Pora Pora, 1 (satu) unit Bungalow Langkat, 2 (dua) unit Bungalow Deli, 3 (tiga) unit Mess di jalan Bukit Barisan.
Selanjutnya, 1 (satu) unit Bungalow Tamora I, 2 (dua) unit Bungalow Tamora II, 1 (satu) unit Mess di jalan TPR Sinaga, 1 (satu) unit Bungalow PTPN II, 2 (dua) unit Mess PTPN di jalan Sirikki, 1 (satu) unit Bungalow Oleo dan 2 (dua) unit Bungalow Kayu Aro.
Baca juga:
Immanuel Macron VS Politisi Indonesia
|
Sementara Camat Girsang Sipangan Bolon Eva Ulyarta Suryati Tambunan ketika dimintai tanggapan terkait permasahan lahan parkir dikota parapat menyampaikan, bahwa masalah itu sudah disampaikan kepada kementerian sewaktu Kementerian datang beberapa minggu yang lalu,
"Dirinya juga meminta Kepada kementerian supaya menyediakan kantung-kantung parkir demi memajukan Pariwisata Danau Toba khususnya di kota wisata Parapat, "pinta Camat Girsip Eva, ( Karmel )