SIMALUNGUN-Sejumlah Kapal wisata dan kapal tradisional yang berlayar diperairan Danau Toba hingga saat ini belum memiliki Radio Marine Frekuensi, yang dapat memberikan informasi cepat kepada berbagai Instansi terkait dengan chanel radio yang sama
Hal tersebut disampaikan Nakhodah Kapal Tradisional Jaya Sitio dan Ramjan Siallagan dihadapan Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal Kesyahbandaran Utama Belawan Rajuma Subarani dan Kepala Angkutan Danau Penyeberangan (ADP) TB Simajuntak, di Wisma Pora-Pora Kelurahan Tigaraja, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Jumat ( 29/1/2021 ).
Ramjan Siallagan dan Jaya Sitio menyampaikan hingga saat ini para pemilik Kapal Tradisional yang beroperasi di perairan Danau Toba belum memiliki radio marine frekuensi dengan satu chanel radio yang dapat terhubung dengan seluruh kapal yang beroperasi di perairan Danau Toba khususnya dengan Badan SAR, Polairud dan instansi pemerintah lainnya untuk penyampaian informasi kenyamanan, keamanan dan keselamatan ketika berlayar di Danau Toba.
Ramjan juga mengakui, selama beroperasi membawa para wisatawan untuk berkeliling di Danau Toba, ia masih menggunakan radio lokal dan menyampaikan informasi melalui seluler pribadi."Ya, kami membutuhkan radio marine fkrekuensi agar seluruh kapal dan instansi pemerintahan mendengarkan informasi bila terjadi sesuatu terjadi pada saat berlayar di Danau Toba agar bantuan segera datang, "ujar Ramjan Siallagan
Sementara Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal Kesyahbandaran Utama Belawan Rajuma Subarani didampingi Kepala Angkutan Danau Penyeberangan (ADP) TB Simajuntak mengakui sekitar 300 Kapal Wisata yang beroperasi di perairan Danau Toba belum memiliki radio marine frekuensi yang selayaknya sudah dimiliki seluruh kapal agar penyampaian informasi melalui radio lebih efektif.
"Sudah sepantasnya kapal-kapal memiliki radio marine frekuensi dengan satu chanel radio agar seluruh kapal dapat mendegar informasi untuk mengetahui posisi kapal, apa yang telah terjadi sehingga kapal-kapal yang berdekatan dengan kapal tersebut dapat segera memberikan bantuan atau pertolongan bila sesuatu terjadi, " ujar Rajuma.
Dirinya menyampaikan agar Organisasi Perkapalan di Danau Toba dapat mengajukan permohonan dan pengadaan radio marine frekuensi kepada pemerintah demi keselamatan dan kenyamanan pelayaran di Danau Toba.( Karmel )