SIMALUNGUN-Dampak larangan mudik lebaran 2021 dan penyekatan kendraan disejumlah titik membuat Dunia Perhotelan dan para pemilik alat transportasi Danau atau kapal wisata di Kawasan Danau Toba Khususnya di Kota Touris Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun Sumatera Utara menjerit
Selain pelaku wisata, para pedagan Souvenir dan restoran dikawasan Danau Toba juga merasakan hal yang sama, bahkan dalam satu minggu terakhir ini sejumlah Armada transportasi Danau atau kapal wisata tidak ada yang beroperasi lantaran tak ada wisatawan yang berkunjung
General Manager KHAS Parapat Zulfitri menyampaikan, Dengan adanya larangan mudik Lebaran 2021 yang diberlakukan sejak 6 sampai dengan 17 Mei 2021 membuat manajemen harus berpikir tujuh keliling, pasalnya sejumlah tamu yang sudah sempat memesan kamar telah membatalkan pesanan kamarnya
"Biasanya, jika momen libur lebaran tiba, tingkat hunian perhotelan di kota touris Parapat bisa mencapai 95 % bahkan lebih, namum akibat adanya larangan mudik dan perberlakuaan penyekatan disejumlah pintu masuk membuat tingkat hunian Hotel menurun cukup tajam dan hanya berkisar 20% saja, " Ujar General Manager KHAS Parapat Zulfitri didampingi stafnya Yatno, Selasa ( 11/05/2021 )
Sementara itu, Salah seorang pengusaha industri restoran di Kota Touris Parapat mengatakan, rumah makan atau restoran atau tempat makan lainnya merupakan salah satu kebiasaan masyarakat disejumlah kota Indonesia cukup tinggi pada saat hari Lebaran dan tidak heran lagi kalau jumlah kunjungan restoran biasanya meningkat pada hari-hari besar
"Namum dengan pemberlakuan larangan mudik Lebaran Tahun 2021 membuat kita sangat terpukul, ditambah lagi dengan adanya penyekatan Kendraan disejumlah pintu masuk, tentu dengan adanya larangan mudik tersebut para wisatawan tidak akan berlibur ke Kawasan Danau Toba, jika wisatawan tidak bisa masuk dari mana tamu kita datang untuk makan, "Sebut M Silalahi
M Silalahi juga mengatakan, bahwa apapun kebijakan dan peraturan yang ditetapkan Pemerintah Pusat maupun Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Simalungun, tentu itu semua demi kebaikan masyarakat luas, sebagai warga Negara Republik Indonesia kita tetap mendukung keputusan yang telah ditetapkan demi memutus penyebaran covid-19, "ujar M Silalahi salah seorang pengusah restoran di Nagori Sibaganding
Mangasi Tua Sitio salah seorang pemilik Kapal Pariwisata menyampaikan bahwa kapalnya sudah satu minggu tidak beroperasi lantaran tak ada wisatawan yang berkunjung, kondisi ini sama persis saat momen pada tahun 2020 kemarin, saat pemerintah juga memberlakukan larangan mudik
"Namum keputusan pemerintah tetap kita dukung, apa boleh buat demi mendukung program pemerintah untuk memutus mata rantai covid-19, " Ujar Mangasi Tua Sitio, ( Karmel )