SAMOSIR-Dalam rangkat mendukung Kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata super prioritas, Komunitas Anak Tao akan menggelar Festival menangkap ikan ( Mardoton ) menggunakan Gilnet yang diikuti sejumlah Nelayan Tradisional yang berada diseputaran Danau Toba
Festival menangkap ikan ( Mardoton ) yang dirangakai dengan penabur benih ikan Nila Ke Perairan Danau Toba direncakan akan laksanakan disepanjang bibir Pantai Tuktuk Timbul, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sabtu ( 13/2/03/2021 )
Kegiatan Festival dengan menangkap ikan ( Mardoton ) bertujuan untuk melestarikan perlombangan tradisional atau perlombangan kearifan lokal yang selama sudah terlupakan, "ujar Arjuna Bakkara salah satu panitia Komunitas Anak Tao, jumat ( 12/03/2021 )
Arjuna juga mengatakan, bahwa festival menangkap ikan ( Mardoton ) diselenggarakan dikarnakan semakin terpuruknya kehidupan para Nelayan Tradisional di kawasan Danau Toba akibat ketidak seimbangan ekosistem Danau Toba yang dinilai menjadi pemicu minimnya jumlah tangkapan para Nelayan
"Nelayan-nelayan yang dikenal dengan istilah lokal, "Pandaram, Martoba, Panggobuk, dan Paddabu", mengaku saat ini kehidupan mereka tidak seindah Pemandangan Danau Toba, atas keresahan para Nelayan itulah, Komunitas Anak Tao berinisiatif mengembalikan kejayaan Pandaram dengan mengadakan Festival Mardoton, "ungkap Arjuna
Sementara, Febry Tua Siallagan, mengatakan, mereka hadir bersama para nelayan tradisional dalam Festival Edukasi "Mardoton" di Pulau Samosir. Mardoton diartikan, menangkap ikan menggunakan jaring secara tradisional.
Dalam festival ini, kata Febry, mereka mengajak semua pihak untuk menjaga ekosistem Danau Toba. Seperti, mardoton dengan berbasis kearifan lokal, meminimalisir tangkapan ikan kecil dengan menerapkan mata jaring yang lebih besar, dan melarang penggunaan strum dan bom ikan, atau racun.
"Mardoton merupakan salah satu kekayaan intelektual para pendahulu di pinggiran Danau Toba untuk menghidupi keluarga. Sampai hari ini, mardoton masih menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat di Kasawan Danau Toba, "ujar Febry Tua Siallagan
Dika Sinaga (65), keluarga para Pandaram yang menggantungkan hidup dari mardoton di Pulau Samosir. Ia mengatakan, Pandaram merupakan istilah untuk nelayan tradisional Danau Toba. namum ada ketentuan-ketentuan tertentu agar pandaram atau pardoton bisa menghasilkan tangkapan ikan yang baik dari Danau Toba. Mulai mempersiapkan doton yang biasa disebut "pauli doton, mangikkot-ikkot, atau manopong doton
"Manopong doton, katanya, berarti bermain dengan hitungan, menghitung mata jaring pada doton. Doton tidak dapat dipasang ke danau bila tidak ada "ramo", pelampung. Jarak ramo pertama dengan ramo kedua dan selanjutnya tentu diikat berdasar jumlah hitungan topongan yang sudah ditentukan. Satu hitungan topongan pun tidak ada yang boleh meleset
Topongan yang tidak tepat, akan mengakibatkan doton mudah terkoyak bila ikan yang ukurannya jauh lebih besar menabrakkan diri ke doton. Manopong bagi pandaram, harus membutuhkan konsentrasi penuh. kesulitan manopong doton bukan hal yang gampang dikerjakan, "ungkapnya ( Karmel )