SIMALUNGUN - Belum lama rampung pembangunan tembok penahan tanah selesai dikerjakan, akibat intensitas curah hujan cukup tinggi dan terjadinya bencana banjir pada hari Sabtu tanggal 5 Desember 2020 lalu, tidak terelakkan sehingga menimbulkan luapan air setinggi lebih dari 50 Cm di sekitar lokasi, menerjang dan merobohkan beberapa meter bangunan itu.
Hal ini dituturkan Lurah Ujung Padang Kasyudi menanggapi ocehan warga menduga adanya dugaan kecurangan terkait pengurangan material bangunan di Lingkungan II, Kampung Jawa, Kelurahan Ujung Padang, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, melalui pesan Aplikasi Whatsapp kepada jurnalis indonesiasatu.co.id.
"Bangunan itu Realisasi Anggaran DAU Tambahan Tahun Anggaran 2020 secara Swakelola oleh masyarakat. Bangunan itu dikerjakan masyarakat setempat, dimulai sejak 17 Oktober 2020 dan selesainya pada 16 November 2020 yang lalu, " tutur Lurah Kasyudi mengawali pesannya, Minggu (26/12/2020) sekira pukul 14.38 WIB.
Terkait adanya tudingan warga terhadap kwalitas bangunan, Lurah Kasyudi menjelaskan, pelaksana pengerjaan bangunan itu secara teknisnya di lapangan sepenuhnya diserahkan kepada warga setempat dan pihak Kelurahan Ujung Padang berkomitmen dalam hal monitoring dan evaluasi pencapaian hasilnya.
"Wajar saja ada yang meragukan proses pengerjaan bangunan itu dan saya rasa kebijakannya, alangkah baiknya cek dan ricek ke lokasinya dan lakukan tanya jawab dengan warga di sekitarnya ya bang, " terang Kasyudi seraya menyebutkan soal ini dapat dipertanyakan langsung kepada warga penerima manfaat.
Lebih lanjut, Kasyudi mengungkapkan soal rubuhnya bangunan tembok penahan tanah bukanlah unsur kesengajaan pihaknya dan juga masyarakat yang mengerjakan, akan tetapi terjadinya semata disebabkan faktor alam.
Pasalnya, pada akhir bulan November dan di awal bulan Desember tahun 2020 lalu peningkatan curah hujan cukup drastis dan secara struktur tanah di lokasi itu tergolong tanah lembek dan dataran rendah.
"Pastinya, bencana alam yang terjadi bukanlah kemauan kita dan yang melaksanakan pekerjaan sudah jelas warga setempat. Tentumya, warga lebih berkeinginan fisik bangunan itu dikerjakan secara maksimal termasuk takaran atau komposisi campuran materialnya, bang, " ungkap Kasyudi.
Terkait bencana alam yang terjadi, Lurah Ujung Padang mengutarakan, soal ini telah dilaporkan kepada BPBD Kabupaten Simalungun dan juga mengatakan telah dilakukan survey oleh Tim BPBD. Kerusakan bangunan tembok penahan tanah akibat luapan air direncanakan akan diperbaiki.
"Juga pihak BPBD telah menerima laporan ini dan telah melakukan survey ke lokasinya, bang, " tutur Kasyudi.
Kasyudi juga menyampaikan, kerusakan bangunan tembok penahan tanah yang rubuh, oleh pihaknya bekerjasama dengan masyarakat melakukan perbaikan saat ini. Ia juga menyebutkan, terkait sumber dana perbaikan itu keseluruhannnya merupakan swadaya warga serta dikerjakan secara gotomg royong.
"Warga yang berkontribusi melakukan perbaikan bangunan yang tumbang itu, bang. Sepenuhnya dikerjakan oleh mereka, bergotong royong di lokasi dan pengadaan material merupakan sumbangan masyarakat juga, bang, " papar Lurah Ujung Padang.
Lurah Kasyudi menambahkan, selaku aparat pemerintahan di Kelurahan Ujung Padang itu, Ia berharap kepada warganya, apabila ada hal-hal yang dianggap keliru ataupun terkait pelayanan pihaknya dinilai kurang maksimal diharapkan warga memberikan masukan, saran dan pendapat.
Hal itu merupakan harapan bersama agar seluruh program pemerintah di Kelurahan Ujung Padang berjalan sesuai dengan harapan bersama.
"Marilah kita bersinergi, bersama-sama dan saling memberikan saran pendapat agar kita dapat meminimalisir segala bentuk kekurangan kita sebagai maklhuk dengan kemampuan yang kodratnya terbatas, " harap Kasyudi mengakhiri penjelasannya.
(Amry Pasaribu)