SIMALUNGUN - Kondisi tanah labil diguyur hujan yang intensitasnya belakangan ini cukup tinggi mengakibatkan Jembatan Sungai Tongguran ambruk di wilayah Pekan Tanah Jawa, Kelurahan Pematang Tanah Jawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Jumat (20/11/2020) malam.
Jembatan Sungai Tongguran merupakan akses penghubung jalan lintas Provinsi dari Kota Pematang Siantar melintasi wilayah Kabupaten Simalungun menuju ke arah Kecamatan Hatonduhan dan juga menuju ke arah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan.
Menurut warga, jembatan Sungai Tongguran itu dibangun pada tahun 80an saat ini sudah ambruk dan jalur transportasi melalui jalan itu tidak dapat dilintasi kendaraan dan masyarakat pengguna jalan terpaksa melalui jalur alternatif, tidak jauh dari lokasi jembatan.
"Sekira jam 8 malam tadi air meluap dan naik lebih kurang 30an centi ke bahu jalan. Sejak sore hujan deras di hulu ini, kemarin di Tanah Jawa ini tidak separah ini, " sebut pengguna jalan, mengaku marga Panjaitan, Sabtu (21/11/2020) sekira pukul 12.46 WIB.
T Panjaitan menuturkan, terkait kondisi jembatan Sungai Tongguran ini sebelumnya juga pernah mengalami longsor dan ambruk, kini kejadian yang sama terulang kembali."Kejadian ini terulang lagi, dulu waktu tahun '90an, sudah pernah terjadi seperti ini juga, " ucap Pria paruh baya berkulit hitam manis itu kepada jurnalis indonesiasatu.co.id.
Lebih lanjut, T Panjaitan membantah, meluapnya air mengakibatkan banjir datang dari hulu Sungai Tongguran itu disinyalir menghanyutkan kayu balok yang menjadi salah satu penyebab banjir dan merobohkan jembatan itu.
"Kejadian ini kalau kayu balok tidak ada, Lae. Dulu di tahun 90an penyebab banjir, benar banyak balok kayu hanyut, " ungkapnya.Menurut Panjaitan menambahkan, apabila kondisi jalan tidak segera diperbaiki, maka masyarakat akan kesulitan mengangkut hasil pertanian untuk dijual dan dipastikan akan mempengaruhi perekonomian masyarakat.
"Gawatlah, kalau jembatan ini tak diperbaiki secepatnya. Hasil pertanian dari wilayah Kecamatan Hutabayu Raja dan Kecamatan Hatonduhan sekitarnya tidak dapat dipasarkan, " tutur Panjaitan.
Selain itu, Panjaitan juga mengeluhkan akibat terjadinya banjir, pihak PT PLN tanpa ada informasi sebelumnya telah memadamkan jalur arus listrik, sehingga pengaruhnya pihak PDAM pun tidak mendistribusikan air bersih.
"Lampu listrik sengaja dimatikan sejak tadi malam, pukul 23.00 WIB dan sama juga air bersih dari pipa PDAM juga ikut terputus, airpun tidak mengalir akibat banjir, " keluhnya mewakili warga sekitar.
Meskipun bencana banjir yang merobohkan jembatan Sungai Tongguran di Kelurahan Tanah Jawa ini, tidak menimbulkan korban jiwa dan materiil, namun akibat terputusnya akses jalur transport menyulitkan masyarakat memasarkan hasil pertaniannya.
0Tampak di lokasi, kehadiran warga dengan wajah tampak tak bersemangat, berdatangan menyaksikan kondisi jembatan putus, sembari mendokumentasikan dengan menggunakan selular dan bahu jalan yang amblas akibat longsor serta merubuhkan pinggiran atau sisi jembatan berkisar 5 meter.
(Amry Pasaribu)