TOBA-Pasca banjir dan longsor yang menerjang Dusun Sualan Nagori Sibaganding dan Kelurahan Parapat beberapa hari yang lalu, Warga Kecamatan Girsang Sipangan Bolon meminta agar modifikasi cuaca di daerah tangkapan air Danau Toba segera dihentikan, karna rekayasa hujan tersebut diduga sebagai penyebab longsor dan banjir
Demikian sampaikan salah seorang warga Kelurahan Parapat yang juga pemerhati masyarakat Subado Simbolon ( 48 ) ke Jurnalis Indonesiasatu.co.id, Senin ( 17/05/2021 )
Subado Simbolon mengatakan bahwa Rekayasa hujan buatan hasil kerjasama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ( BPPT ) dengan PT Indonesia Asahan Aluminium yang melaksanakan operasi modifikasi cuaca di daerah tangkapan air Danau Toba, Sumatera Utara dengan Level tinggi
"Keberhasilan modifikasi cuaca di daerah tangkapan air Danau Toba itupun membuat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon diguyur hujan lebat hingga memicu longsor dan banjir di Kota Touris Parapat, " Ujar Subado Simbolon
Sementara Burju Sidabutar mengatakan, modifikasi cuaca di daerah tangkapan air Danau Toba atau rekayasa hujan membuat kami ketakutan, sebab perbukitan di Kawasan Girsang Sipangan Bolon sudah sangat kritis akibat penggundulan hutan
"Jika rekayasa hujan itu terus berlanjut dengan tingkat tinggi, bukan tidak mungking hal yang sama juga akan terulang dan menimpa, "ujar Burju Sidabutar
Burju juga mengatakan, setiap ada Kejadian longsor di Kota Touris Parapat, Perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium belum pernah memberikan kintribusinya dalam bentuk bantuan sosial kepada masyarakat, "Maka hentikan rekayasa hujan buatan itu, " ujar Burju Sidabutar dengan nada kesal
M Sitorus warga Jalan Anggarajim juga menyampaikan, bahwa apa yang disampaikan masyarakat bukanlah opini, jelas melakulan rekayasa hujan bersama bisa menambah debit air Danau Toba, namum jika itu terus berlangsung akan membuat bencana baru, "Sebutnya
Baca juga:
Tony Rosyid: Rakyat Mau Kepung Istana?
|
Manajemen PT Inalum Ketika dikonfirmasi terkait tudingan warga itu hanya mengatakan, bentar ya bang saya koordinasi dulu sama tim yang dari di Toba dan kayaknya tidak seperti ini lho bang, "ujar Bambang Heru salah satu Manajemen PT Inalum melalui aplikasi WhatsApp ( Karmel )